RESUME BUKU RISALAH PERGERAKAN MAHASISWA
RESUME BUKU RISALAH PERGERAKAN MAHASISWA
(Halaman 60-65)
Penulis : Indra Kusumah
• IDENTITAS BUKU
1. Judul Buku : Risalah Pergerakan Mahasiswa
2. Penulis : Indra Kusumah
3. Penerbit : Indydec Press
4. Tahun Terbit : Desember 2007
5. Tebal Buku : 116 Halaman
• ISI BUKU RISALAH PERGERAKAN MAHASISWA ( Halaman 60-65 )
MANAJEMEN AKSI PERGERAKAN MAHASISWA
Aksi Massa
Aksi Massa merupakan berhimpun dan bergeraknya sebuah komunitas sosial yang disebabkan oleh adanya wacana politik tertentu yang bisa dipahami secara rasional dan atau emosional.
Aksi Pergerakan Mahasiswa adalah aksi massa yang digerakkan oleh para aktifis mahasiswa melalui LPM (Lembaga Pergerakan Mahasiswa) yang menjadikan WPM (Wacana Pergerakan Mahasiswa) sebagai platform gerakan.
Dalam psikologi sosial, aktifis pergerakan mahasiswa ini disebut aksi kolektif (collective action). Collective action juga didefinisikan sebagai: ‘A group member engages in collective action anytime that he or she is acting as a representative of the group and the action is directed at improving the condition of the entire group’ (Wright, Taylor and Moghaddam, 1990).
Citra yang terbangun berkaitan dengan demonstrasi di kalangan masyarakat memang bermacam-macam. Namun, tak sedikit diantaranya yang ngeri akan istilah demonstrasi, karena demonstrasi selama ini indentik dengan kekerasan. Tak sedikit demonstrasi yang berakhir dengan bentrokan dan kerusuhan.
Konstitusional Nir- Kekerasan
Fenomena menurunnya citra demonstrasi di kalangan masyarakat merupakan hal yang perlu dicermati karena akan sangat berdampak terhadap efektivitas pergerakan mahasiswa itu sendiri. Apabila masyarakat tidak mendukung aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa, maka itu alamat tamatnya pergerakan mahasiswa karena bukannya mendapat simpati tapi empati.
Sharp mencatat ada sekitar 198 metode aksi nir-kekerasan yang berhasil dihimpun dari sejarh gerakan politik berbagai dunia. Dari berbagai macam metode aksi, Sharp membagi ke dalam tiga bagian besar menurut derajat intesitasnya, yaitu:
• Protes, demonstrasi, dan persuasi.
• Nonkooperasi ekonomi, sosial, politik.
• Intervensi tanpa kekerasan
Metode pertama adalah penyampaian tuntutan dengan jalan komunikasi publik, agar penguasa menanggapinya. Komunikasi tidak terbatas verbal, tetapi juga simbolik dan interaktif, Terdapat sekitar 54 metode termasuk disini, diantaranya Pernyataan Publik, Deklarasi, Petisi, Slogan, Karikatur, dll.
Metode nonkooperasi adalah aksi nir-kekerasan dengan cara tidak mau kerjasama dengan rezim atau memutus hubungan dengan rezim sehingga kepentingan rezim terganggu. Sekitar 103 macam metode termasuk disini. Diantaranya Boikot, Penundaan dukungan, Mogok, Keluar dari lembaga tertentu, dll.
Metode Intervensi diambil ketika kedua metode di atas tidak berjalan. Ia sebagai cara terakhir karena di dalamnya memiliki resiko tinggi. Metode ini adalah menekan secara psikologis dan fisik tanpa kekerasan kepada pihak lawan atau penguasa. Terdapat sekitar 41 macam aksi masuk disini, diantaranya Puasa, mempuasai hari-hari jatuhnya korban, mogok makan, menduduki tempat strategis, dll.
Ditinjau dari jenis aksinya, aksi kolektif dapat berupa :
• civil action (yaitu dengan berbocara dengan petugas, melakukan kampanye melalui penulisan surat, penyelenggaraan konferensi pers).
• protest action (yaitu dengan demonstrasi atau long march).
• obstruction action (yaitu seperti aksi sabotase, melakukan aksi duduk dan mencegah orang yang ingin menjalankan tugas sewaktu diadakan pemogokan).
• violent action ( yaitu kerusuhan dan terorisme).
Pergerakan mahasiswa seharusnya menghindari bentuk-bentuk violent action yang dilakukan dengan kekerasan, anarkis, kerusuhan dan teror publik.
Aksi-aksi anarkis inilah yang mencederai citra pergerakan mahasiswa sebagai pergerakan moral dan intelektual. Demonstrasi yang digelar menjadi kehilangan ruh moral dan intelektual yanh menjadi ciri khas mahasiswa sebagai insan terdidik. Maka wajar jika masyarakat kemudian menjadi antipati terhadap pergerakan mahasiswa.
Komentar
Posting Komentar